Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Segala puji bagi Alloh yang hanya kepadaNya kami memuji, memohon
pertolongan, dan ampunan. Kami berlindung kepadaNya dari kekejian diri
dan kejahatan amalan kami.
Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Alloh
maka tidak ada yang dapat menyesatkan, dan barang siapa yang tersesat
dari jalanNya maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku
bersaksi bahwa tiada Illah yang berhak diibadahi dengan hak kecuali
Alloh yang tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan RasulNya. Semoga sholawat beserta sallam tercurahkan atas Nabi
kita, keluarga, sahabat serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan
baik.
Maka sesungguhnya sebenar-benarnya perkataan adalah Kitabulloh dan
sebaik-baiknya petunjuk adalah Sunnah Rasululloh Shalallohu ‘Alaihi wa
Sallam. Sejelek-jeleknya perkara ialah yang diada-adakan dan setiap
bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.
Dear Alif…. Afwan Rytha tidak tahu apakah Alif itu nama ikhwan atau
akhwat…. Tapi sepertinya akhwat ya… jadi Rytha address kamu sebagai
ukhti ya…..
Alhamdulillah Rytha selalu senang bila ada orang bertanya, apalagi
kalau niat bertanya itu benar benar ikhlas untuk mengetahui kebenaran…
alhamdulillah ini sebagai suatu kesempatan bagi Rytha untuk lebih banyak
belajar dan berbagi semua hal yang Rytha ketahui…insyaAllah.
Rytha akan meresponse comment dari ukhti alif tiap paragraph dan kalimat insyaAllah supaya tidak terlewat.
alif said…
BismillaahirRahmanirRahim
Assalamu’alaikum warahmatullaah wabarkatuh
My Reply
Wa’alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh
alif said…
Terimakasih kepada saudari Rytha
yang telah panjang lebar menulis tentang “hijrah”. Mudah-mudahan
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
My Reply
insyaAllah… amen…. Alhamdulillah terimakasih juga sudah meluangkan waktu untuk membacanya
alif said…
Ada yang mengganggu bagi saya selama
ini ketika membaca beberapa buku maupun mendengarkan ceramah para
ustadz dari salafy (mohon maaf saya tidak memiliki sebutan lain untuk
menamakan kalangan ini, tapi ini yang sering disebut-sebut), saya orang
awam yang ketika membaca atau mendengarkan ceramah para ustadz tersebut
saya bertanya-tanya apakah memang Rosulullah SAW dan para sahabat
(salafus sholeh) mengajarkan kepada kita untuk mencaci-maki dan
mengorek-ngorek kesalahan orang yang tidak sejalan dengan kita? Saya
membaca bahwa Islam adalah Rahmatan lil ‘alamiin, apakah mencela,
mencaci-maki dan mencari-cari kesalahan lalu mempubliksikan ke khalayak
ramai melalui berbagai media adalah juga merupakan bagian dari rahmatan
lil ‘alamiin? Mohon maaf ini sekedar kegelisahan saya selama ini.
My Reply
Ukhti
Alif yang insyaAllah senantiasa di rahmati oleh Allah… alhamdulillah
anti sudah pernah membaca buku dan mendengarkan ceramah para ustadz yang
bermanhaj kan salaf. Mudah mudahan ini bisa diteruskan insyaAllah.
Kalaulah benar mereka adalah para pengikut Qur’an dan sunnah dengan
pemahaman ulama As-Salaf, maka anti tidak salah menamakan kalangan
tersebut sebagai salafi. Alhamdulillah itu adalah pernisbahan yang baik.
Salafi adalah sebutan untuk orang yang menyatakan diri sebagai
muslimin yang berupaya mengikuti Al Qur’an dan Al Hadist sesuai dengan
pemahaman ulama As-Salaf. Bentuk jamak dari salafi adalah Salafiyyun
atau Salafiyyin.
Sedangkan As Salaf adalah tiga generasi pertama dan generasi yang
paling utama dari umat islam ini, yaitu pada sahabat yang hidup dan
bertemu dengan Nabi sallahu alahi wassalam, para tabi’in (mereka yang
hidup pada masa sahabat) dan para tabi’ut tabi’in (mereka yang hidup di
masa tabi’in) yang mereka semua wafat sebagai seorang muslim…
Alhamdulillah mereka adalah generasi terbaik yang telah dipuji oleh
Allah dan rasul-Nya sallahu alahi wassalam.
MasyaAllah itu adalah sebutan yang sangat indah bila kita dikatakan
sebagai salafi. Seorang muslim yang sejati mereka adalah salafi,
berbangga dengan Qur’an dan sunnah dan mengukuti jejak dan pemahaman
para Salaf…
Jadi…. Tidak inginkan anti juga di sebuat sebagai salafy ?
Berkaitan dengan penjelasan siapa itu salafi. Bagi anti yang senang
membaca dan mendengarkan ceramah (alhamdulillah) pasti paham bagaimana
akhlaq para salaf kita….Para pengikut mereka seharusnyalah mereka yang
prilaku dan perkataannya penuh hikmah, senantiasa mengikuti
sunnah…Mereka orang orang yang beragama berdasarkan Wahyu, atsar atsar
yang bukan berdasarkan sandaran akal akal mereka….
Ukhti harus bisa membedakan mereka yang menisbahkan dirinya terhadap
dakwah salaf akan tapi mencerminkan prilaku para As-salaf… maka mereka
bukanlah salafy….
Rytha tidak begitu paham dengan maksud anti yang mengatakan para
salafi mencaci maki dan mengkorek korek kesalahan orang lain. Mungkin
anti bisa lebih spesifik lagi. Kalaulah yang anti maksud adalah
kegigihan mereka dalam berusaha menasehati dalam kebenaran… meluruskan
aqidah… memberantas kesyirikan dan memperingatkan dari kebid’ahan
sebagai cacian dan mengkorek korek kesalahan…. Hal itu tidaklah
demikian…
Agama kita adalah nasehat. Kemampuan seorang muslim untuk menasehati
muslim yang lainnya dengan lisan dan prilakunya merupakan indikator
keimanan orang tersebut. Kecemburuan hatinya bila ajaran deen yang murni
ini terkotori dengan prilaku prilaku orang orang yang mengkaburkannya….
Dari masa kemasa ulama ahlus sunnah selalu akan berada di barisan
terdepan untuk mengembalikan deen ini semurni murninya.
Anti paham bahwa tidak semua orang mampu untuk mengkritik dengan
benar… tidak semua orang punya keberanian untuk menyatakan kebenaran…
Jadi seharusnyalah kita berterimakasih bila ada saudara kita yang
menasehati kita dan menunjukkan kesalahan kita, itu adalah kasih sayang
yang sesungguhnya….
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : “Sebagian mereka berkata
kepada Imam Ahmad bin Hanbal : ‘Sesungguhnya berat bagiku untuk
mengatakan si fulan begini dan begitu.’ Maka beliau berkata : ‘Kalau
Anda diam dan akupun diam, kapan orang yang tidak tahu akan tahu mana
yang benar dan yang salah?’” (Naqdur Rijal halaman 39)
Alhamdulillah kita harus berterimakasih dengan adanya ulama ulama
ahlus sunnah yang dengan kerja kerasnya memberikan penelitian mereka dan
memperingatkan umat terhadap penyimpangan penyimpangan agar umat ini
tidak terjerumus kedalam kebi’ahan, kesyirikan dan kemungkaran…Apa
jadinya ummat ini bila tidak ada mereka para ulama ahlus sunnah yang
mengembalikan kepada pemahaman Qur’an dan sunnah yang murni, tidak
tinggal diam melihat kemungkaran atau penyimpangan. Tidak ada cara lain
disamping memperingatkan muslim agar berhati hati. Terkadang harus
dengan ketegasan dan harus di publikasikan, tergantung dari sejauh apa
penyimpangan tersebut.
Rasulullah sallahu alahi wassalam dan para sahabatnya juga demikian.
Sungguh keikhlasan mereka dalam menasehat bukanlah ghibah, cacian
atau tuduhan tampa dasar. Ketahuilah ukhti tidaklah semua ghibah
diharamkan. Ada jenis ghibah tertentu yang diperbolehkan.
Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan : ” Ketahuilah bahwasanya
ghibah diperbolehkan bila untuk tujuan yang benar dan syar’i yang tidak
mungkin dapat dicapai (tujuan itu) kecuali dengannya, yang demikian itu
dengan alasan enam sebab salah satu diataranya memperingatkan kaum
Muslimin dari suatu kejelekan dan menasehati mereka. Yang demikian
meliputi beberapa bentuk di antaranya dengan menerangkan kejelekan
rawi-rawi hadits dan para saksi yang memiliki kejelekan. Hal itu
diperbolehkan berdasarkan ijma’ kaum Muslimin bahkan wajib karena adanya
kebutuhan … .
Dan (bentuk lain) yaitu jika seseorang melihat seorang penuntut ilmu
mondar-mandir mendatangi mubtadi’ atau seorang yang fasik, dia mengambil
ilmu darinya dan dikhawatirkan si penuntut ilmu itu terpengaruh
dengannya maka wajib bagi orang tadi untuk menasehatinya dengan
menerangkan keadaan mubtadi’ tersebut. Dengan syarat dia bermaksud
memberi nasehat … .
Demikian dinukil secara ringkas dari Kitab Riyadhush Shalihin bab
ke-256, Bab Perkara Diperbolehkan Berghibah halaman 525-527 tahqiq
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah.
Imam An Nawawi menyatakan bahwa ghibah diperbolehkan jika dalam
rangka memperingatkan kaum Muslimin dari suatu kejelekan dan untuk
menasehati mereka.
Berapa banyak kitab-kitab para ulama yang membahas kejelekan
rawi-rawi hadits dan kelemahaan mereka, seperti Kitab Adh Dhu’afa karya
Imam Bukhari, Nasa’i, Al Uqaili, dan Ad Daraquthni. Kitab Al Kamil fid
Dhu’afa karya Ibnu Abi Hatim, Kitab Al Mughni fidh Dhu’afa karya Imam
adz-Dzahabi dan berbagai kitab lainnya yang berisi jarh (kritikan)
terhadap rawi-rawi hadits. Apakah kita menuduh para ulama telah
melakukan ghibah terhadap individu-individu tertentu atau
kelompok-kelompok tertentu? Na’udzu Billah.
“Ketahuilah, bahwa menyebutkan kejelekan seseorang diharamkan jika
tujuannya semata-mata mencela, membongkar aib, dan merendahkan dia.
Adapun jika di situ ada maslahat bagi seluruh kaum Muslimin atau
khususnya bagi sebagian mereka dan bertujuan mencapai maslahat itu maka
tidak diharamkan tetapi mandub (disunnahkan).” Tegas Ibnu Rajab Al
Hambali dalam Al Farqu bainan Nashihah wat Ta’yir halaman 25.
alif said…
Saudari Rytha yang dirahmati Allah,
sebagai orang awam saya jadi bertanya-tanya apakah seburuk itukah
“pengajian” yang pernah diikuti sebelumnya.
My Reply
Rytha akui, membutuhkan waktu yang sangat lama bagi Rytha sendiri
untuk sampai pada suatu titik untuk memahami keburukan apakah yang ada
dalam manhaj dakwah ikhwanul muslimin. Rytha tidak bisa melihat semua
itu sebagai keburukan sama sekali karena Rytha sendiri belum paham
bagaimanakah manhaj dakwah yang haq itu.
Seperti seekor ikan yang hanya mengetahui lingkungan kolamnya yang
sempit dan penuh dengan lumpur, sang ikan tidak pernah tahu akan adanya
sungai yang luas dan jernih. Menemukan manhaj salaf seperti sang ikan
yang menemukan sungai yang luas dan jernih, berenang bebas sampai
menemukan samudra yang tidak berbatas. Barulah sang ikan benar benar
merasakan alangkah buruknya dahulu sewaktu dia berkeras untuk tetap
berada di kubangan kolam yang sempit berlumpur, terlena dengan makanan
yang di berikan oleh sang tuan, padahal hal itu hanyalah untuk lebih
mengikat dirinya berada dalam kolam tersebut dan tidak pernah melirik
sungai yang luas dan jernih. Sementara samudra yang luas dan jernih
menjanjikan lebih banyak lagi..wallahualam…
Ukhti yang di rahmati Allah…..
Keburukan yang terbingkai dengan bungkus yang Indah jauh lebih berbahaya dibandingkan suatu keburukan yang nyata…
Keburukan yang pertama akan cendrung menipu dan tidak membuat mereka
yang berada di dalamnya terasa ditipu.. wallahualam…Tetapi sesungguhnya
bagi mereka yang hati hatinya mengetahui kebenaran yang hakiki…. Mereka
sungguh telah menipu diri sendiri… Peringatan Allah sangat tajam
terhadap orang orang seperti ini… wallahualam…
Seorang shahabat yang agung Hudzaifah bin Yaman Radhiyallahu ‘anhu
berkata : “Adalah manusia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam tentang kebaikan, dan saya bertanya kepadanya tentang
keburukan karena khawatir bila ia menimpaku sehingga aku terjerumus di
dalamnya” [Muttafaq Alaihi] [Lihat takhrij dan syarahnya dalam buku
Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari, Ad-Da’wah Ilallah : 98]
Anti perlu mengetahui tentang keburukan juga, sehingga tidak
terjerumus lebih dalam. Tidaklah kita tahu akan keburukan dan kebaikan
melainkan kita rajin mencarinya dengan menuntut ilmu.
Alangkah dapat dibayangkan bagaimana jadinya umat bila tidak ada
ulama ulama yang mempublikasikan hasil penelitian mereka secara terbuka
apalagi suatu jamaah yang di ketahui penyimpangannya telah memiliki
massa yang banyak…. Tentulah akan semakin banyak umat yang jauh dari
ajaran islam yang murni.
alif said…
Bagaimana pengajian mereka, apakah
mereka menyuruh mencuri, merampok, menyuruh melawan kepada orang tua
ataukah mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah dan berkhianat kepada
Rosulullah SAW. Apakah sholat mereka berbeda dengan sholat umat Islam
yang lain (salaf)? Apakah mereka menyuruh untuk membunuh orang-orang
yang tidak berdosa? apakah mereka menyuruh untuk nge-bom hotel atau
tempat-tempat keramaian? Apakah mereka juga mencaci-maki, mencela, atau
menanggap paling benar dalam ber-Islam? Dan masih banyak yang ingin saya
ketahui namun space-nya terbatas, mudah-mudahan saudari bisa
menjelaskan supaya saya dan para pembaca tidak terjebak kepada kelompok
yang menamakan diri Islam tapi memiliki perilaku yang tidak islami.
My Reply
Ukhti hujjah seperti ini kurang tepat…
Gerakan yang lebih sesat seperti ahmadiyah dan shi’ah rafidhah mereka
juga tidak menyuruh mencuri, merampok, melawan orang tua dll… mereka
tidak mengajarkan hal ini…. Mereka dengan yakin akan mengatakan bahwa
mereka berpegang Teguh pada Qur’an dan sunnah…. Mereka juga sholat….
Tapi tolak ukurnya, shohihkah pemahaman mereka tentang Qur’an dan
sunnah mereka? Apakah aqidah mereka benar? Apakah ibadah mereka
berdasarkan cara dan pemahaman yang benar? Lihatlah Orang orang
Ahmadiyah mereka menggunakan Al Qur’an dan Al Hadist tapi dengan cara
penafsiran mereka sendiri sehingga mereka meyakini Mirza Ghulan Ahmed
sebagai nabi…. Astaghfirullah.
Kalaulah kita bertanya kepada kaum sufi dan pengikut pengikut tareqat
mereka akan marah bila dikatakan mereka melakukan praktek praktek
menyekutukan Allah… Mereka akan marah bila kita mengkritik cara
beribadah mereka yang di ada adakan dengan banyaknya zikir zikir bid’ah
yang mereka ciptakan.
Semua orang tentulah akan merasa benar bila mereka menolak ukur
kebenaran itu dari pemahaman mereka… Tapi apakah islam seperti itu?
Tolak ukur suatu kebenaran yang hakiki adalah kebenaran sebagaimana
Rasululllah salalahu alahi wassalam mengajarkannya kepada para sahabat
beliau… Sehingga para sahabat adalah mereka yang pemahamannya paling
shoheh dibandingkan dengan pemahaman pemahaman kita…
Bila kita membandingkan pemahaman pemahaman sesat tersebut dengan
pemahaman para sahabat Nabi sallahu alahi wassalam maka akan sangat
jelaslah dimana penyimpangan dan kesesatan mereka.
Tolak ukur kebenaran yang pokok dan fundamental adalah keshohihan
aqidah seseorang… tanpa aqidah yang benar dan pemahaman yang shohih
berdasarkan pemahaman para As Salaf… apalah arti amal sholeh bila tidak
dilakukan dengan aqidah dan cara yang benar ?
Rytha ingin bertanya….
Bagaimana dengan pandangan ukhti terhadap
sekelompok pergerakan yang berusaha merangkul semua golongan, bahkan
golongan golongan yang penuh dengan ke musyrikan sekalipun ? Tidakkah
mereka sama buruknya ? Tokok tokoh mereka sangat gigih mengkampanyekan
penyatuan suni shi’ah, bagaimanakah hati kecil ukhti terhadap mereka
yang mencaci maki ibu ibu anti untuk bersatu dengan mereka ? Itulah
pergerakan yang dikenal sebagai pergerakan ikhwanul muslimin…
Jadi hal hal yang ukhti sebutkan tidak bisa menjadi tolak ukur,
karena memang ada nilai nilai kebenaran universal dimana orang non
muslim sekalipun bisa melakukan yang lebih baik dari itu…. Siapa sih
yang tidak kenal dengan bunda Theresa, tidak tahu dengan para
missionaries yang jiwa sosialnya sangat tinggi membangun fasilitas umum,
meningkatkan taraf hidup, pendidikan dan ekonomi.. tapi dalam misinya
tersebut tersisip niat jahat misi misi mereka untuk mengubah aqidah
kita….
Sekarang tidak usah memikirkan mereka karena mereka sudah sangat
jelas kafir… Lalu bagaimana dengan saudara saudara muslim kita yang
mengajarkan islam dengan metoda metoda mereka sendiri yang tidak pernah
di pergunakan atau di contohkan oleh Rasulullah dan generasi sahabat ?
Tidakkah lebih baik kita semua bersatu dengan aqidah yang benar..
menyeru golongan golongan tersebut untuk memurnikan aqidah mereka dan
bersatu dalam satu naungan aqidah yang benar ?
alif said…
Satu hal lagi, kenapa saudari begitu
kecewa dengan pengajian sebelumnya sampai-sampai merasa sia-sia, apakah
karena mereka menjerumuskan saudari untuk melakukakan hal-hal yang
bertentangan dengan agama?
InsyaAllah ukhti paham….
Terkadang ada masa di mana pada saat
seseorang sudah beranjak tua…. dia dududk tercenung sendiri pada saat
semua badan sudah tidak kuat, pikiran sudah tidak tajam…. Mata sudah
kabur…. Yang ada penyesalan mengapa tidak menggunakan masa muda dengan
lebih baik… Hal itu yang Rytha rasakan… [well Rytha belum setua itu sih
] Cuma… hanya sama menyesalnya.. seandainya dari dulu dulu sekali
Rytha membukan hati Rytha terhadap da’wah salaf… dan aktif mencari dan
belajar dengan pemahaman para As-Salaf… tentunya lebih banyak yang telah
Rytha dapatkan sekarang… wallahualam…
Hanya rasa sesal… dulu Rytha memburu buru buku buku ulama yang
ternyata bukanlah ulama yang sebenarnya dan Rytha malah meninggalkan
tulisan tulisan mereka yang benar benar ulama. Rytha mengenal ulama
ulama yang benar benar ulama ini melalui tulisan tulisan ulama ulama
yang bukan ulama sehingga membuat Rytha jauh dari tertarik untuk
memperlajarinya.
Kalaulah Rytha dari dahulu paham akan makna da’wah salafy.. Hidup
mungkin akan lebih mudah… dengan pijakan yang kokoh ..hujjah yang kuat …
subhnaallah…
Tentulah sia sia… bila bertahun tahun yang terlah dilewati terkukung
dalam suatu pola fakir yang salah tanpa menyadari itu adalah suatu
kesalahan.. dan sangat menyakini bahwa itu adalah suatu kebenaran…
astaghfirullah….Karena ada pola fikir tersendiri yang mau tidak mau itu
menjadi bagian dari diri kita… dan itu akan membutuhkan waktu yang lama
untuk meluruskannya lagi… lahaula walla quwata illa billah…
Untuk lebih pahamnya ukhti bisa membaca tulisan hijrah Rytha
selengkapannya dan diikuti oleh pendapat pendapat ulama ahlus sunnah
tentang pergerakan ikhwanul muslimin ini….
alif said…
Dan siapa yang pertama kali membuka jalan (ngajak ngaji) kepada saudari untuk bisa mengenal Islam lebih dalam?
My Reply
Alhamdulillah….
Pembuka jalan itu adalah kita sendiri dengan
bimbingan Allah…Dengan niat ikhlas untuk benar benar mencari ilmu dan
mengetahui ilmu yang haq.
Rytha banyak membaca… menela’ah.. dan berusaha menjaga hubungan
dengan ahlul ilmy. Sangat perlu berteman dengan orang orang yang
berilmu. Memiliki sahabat sahabat yang sangat sabar membimbing yang
tidak bosan menasehati, sampai akhirnya pada suatu titik kita merasakan
dan menemukan kebenaran itu sendiri.,…
Alhamdulillah Rytha merasa beruntung bertahun tahun Rytha selalu
dikelilingi oleh sahabat salafi. Ini suatu anugrah yang tak terkira,
walau dahulu Rytha sering kesal dengan mereka juga… [ya karena pola
pikir Rytha yang sangat ikhwanul muslimin]… tapi alhamdulillah sebagian
dari mereka adalah orang orang yang sangat sabar. Seiring bejalannya
waktu Allah memberikan lebih banyak ilmu dan hikmah kepada sahabat
sahabat tersebut… alhamdulillah… dan hal tersebut berimbas kepada Rytha
untuk lebih dekat, bila awalnya untuk berusaha memahami pola pikir
mereka… selanjutnya alhamdulillah menemukan sesuatu jalan yang terang
dan Indah… masyaAllah…
alif said…
terimakasih atas semua nasihatnya,
alif
Wassalamu’alaikum
My Reply
Jazakillahu khairan… insyaAllah please keep in touch… kalau ada hal
hal lain yang mengganjal kita bisa share…. Mungkin Rytha akan bisa
berusaha memahami karena I ever been in the same boat before…
Wallahualam bishsowab
Subhanakallahumma wabihamdika ashadu ala ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika
Wassallammu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Fiamanillah
Sumber : http://ardhillah.wordpress.com
Assalamu'alaykum.....
Assalamu'alaykum.....
Selamat datang di toko online kami di Pontianak.
Kami menyediakan berbagai macam perlengkapan busana muslim syar'i berupa gamis, jilbab, cadar, gamis anak ikhwan & akhwat dll.
Untuk koleksi lengkap anda dapat kunjungi fanspage di www.facebook.com/griyabusanamuslim.
Pertanyaan dan pemesanan dapat menghubungi via SMS / WA ke nomor 081345542050, PIN BB 7DE981EE (Utami).
Bagi yang ingin mendengarkan murottal, fatawa, jeda-jeda radio Rodja, mendengarkan radio-radio sunnah lainnya, menyaksikan Rodja TV, konsultasi dengan ustadz, mendengarkan kajian, membaca blog ustadz, website & majalah yang bermanhaj salaf -beberapa diantaranya ada di link sebelah kanan bawah tampilan ini- silakan klik logo atau link-nya. Sangat banyak ilmu dan manfaat yang dapat kita ambil darinya, insyaAllahu ta'ala...
Selamat datang di toko online kami di Pontianak.
Kami menyediakan berbagai macam perlengkapan busana muslim syar'i berupa gamis, jilbab, cadar, gamis anak ikhwan & akhwat dll.
Untuk koleksi lengkap anda dapat kunjungi fanspage di www.facebook.com/griyabusanamuslim.
Pertanyaan dan pemesanan dapat menghubungi via SMS / WA ke nomor 081345542050, PIN BB 7DE981EE (Utami).
Bagi yang ingin mendengarkan murottal, fatawa, jeda-jeda radio Rodja, mendengarkan radio-radio sunnah lainnya, menyaksikan Rodja TV, konsultasi dengan ustadz, mendengarkan kajian, membaca blog ustadz, website & majalah yang bermanhaj salaf -beberapa diantaranya ada di link sebelah kanan bawah tampilan ini- silakan klik logo atau link-nya. Sangat banyak ilmu dan manfaat yang dapat kita ambil darinya, insyaAllahu ta'ala...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar